Oleh
Warta Dapodik
Rabu, 29 Maret 2017
Salam Dapodik News - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Penyelamat Indonesia (GPPI) menggelar agresi unjuk rasa di depan Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (13/10/2015) siang. Mereka mendesak semoga Anies Baswedan dicopot dari jabatannya sebagai Mendikbud alasannya ialah dinilai telah menjadi antek komunis.
Koordinator agresi Imbran Loilatu mengatakan, ada jadwal gelap yang dibawa oleh Anies Baswedan dalam ajang Frankfurt Book Fair 2015. Dalam program yang digelar dari tanggal 14 – 18 Oktober 2015 tersebut akan dipamamerkan kebudayaan asli Indonesia. Tapi agenda tersebut akan disusupi pembahasan dan ekspo peristiwa kasus HAM menyerupai G30S/PKI tahun 1965.
"Ini akan berdampak keras bagi Indonesia. Terlebih lagi, ekspo sastra dan budaya yang mengangkat kekerasan G 30 S/PKI pada tahun 1965 tersebut akan menghidupkan perspektif pro dan kontra gres ihwal penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu," kata Imbran.
“Kalau mampu kita cegah. Uang Rp 146 Milyar itu tidak sedikit, seharusnya mampu dimanfaatkan untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata asli daerah-daerah di Indonesia. Bukan justru malah digunakan untuk mempermalukan bangsa sendiri di forum internasional menyerupai itu,” tegasnya.
Lebih lanjut Imbran mengatakan, kalau jadwal terselubung itu dilakukan, maka pihaknya menerka Mendikbud Anis Baswedan ialah antek PKI. Oleh alasannya ialah itu pihaknya meminta Anis Baswedan untuk segera melepaskan jabatannya sebagai Menteri di Kabinet Kerja.
“Saya tegaskan, kalau memang benar (agenda) itu ada konten bermuatan kasus 1965 itu, saya meyakini kalau Anis Baswedan ialah antek PKI, laten PKI dan sebaiknya mundur saja dari jabatannya,” paparnya.
Seperti diketahui, Kemendikbud akan bertandang ke Jerman untuk menghadiri ajakan kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Acara akan berlangsung di Frankfurt Buchmesse (FBM) itu akan berlangsung pada tanggal 14 – 18 Oktober 2015. Menurut informasi yang dikutip dari Antara, dalam jadwal tersebut juga akan ditampilkan beberapa pertunjukan budaya khas Indonesia yakni tarian tradisional, ekspo buku, ekspo alat kesenian daerah, kostum tradisional serta pemutaran film.
Diantara yang akan diputar ialah yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata yakni “Laskar Pelangi“. Terlebih lagi novel tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman pada tahun 2013 lalu. Untuk menghadiri jadwal besar tersebut, Kemendikbud juga sudah mencairkan anggaran sampai 10 juta euro atau sekitar Rp 146 Milyar.
Mendikbud Anis Baswedan juga telah menunjuk budayawan Goenawan Mohammad sebagai Ketua Komite Nasional Pelaksana untuk memenuhi ajakan Indonesia di Jerman sebagai The Guest of Honour. Komite Nasional Pelaksana juga sudah menyiapkan sebuah presentasi sastra dua novel berjudul “Amba” karya Laksmi Pamuntjak dan “Pulang” karya Laila S Chudori. Namun, novel tersebut ternyata ialah pengangkatan tema seputar pergantian dan pembasmian PKI tahun 1965 yang diceritakan oleh keluarga dari anggota PKI. (Sumber: harianterbit.com)
Itulah informasi seputar Mendikbud Anies Baswedan yang mampu kami sajikan, semoga bermanfaat.
Koordinator agresi Imbran Loilatu mengatakan, ada jadwal gelap yang dibawa oleh Anies Baswedan dalam ajang Frankfurt Book Fair 2015. Dalam program yang digelar dari tanggal 14 – 18 Oktober 2015 tersebut akan dipamamerkan kebudayaan asli Indonesia. Tapi agenda tersebut akan disusupi pembahasan dan ekspo peristiwa kasus HAM menyerupai G30S/PKI tahun 1965.
"Ini akan berdampak keras bagi Indonesia. Terlebih lagi, ekspo sastra dan budaya yang mengangkat kekerasan G 30 S/PKI pada tahun 1965 tersebut akan menghidupkan perspektif pro dan kontra gres ihwal penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu," kata Imbran.
Baca juga: Janji Anies Baswedan Perjuangkan Standar Upah MinimumImbran menuturkan, jadwal besar internasional itu harusnya meningkatkan nilai pariwisata dengan budaya khas Indonesia. Namun dengan membawa konten yang tidak sesuai dengan rencana awal tersebut maka jadwal gelap tersebut harus batal dilaksanakan alasannya ialah akan mencoreng wajah Indonesia di muka internasional.
“Kalau mampu kita cegah. Uang Rp 146 Milyar itu tidak sedikit, seharusnya mampu dimanfaatkan untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata asli daerah-daerah di Indonesia. Bukan justru malah digunakan untuk mempermalukan bangsa sendiri di forum internasional menyerupai itu,” tegasnya.
Lebih lanjut Imbran mengatakan, kalau jadwal terselubung itu dilakukan, maka pihaknya menerka Mendikbud Anis Baswedan ialah antek PKI. Oleh alasannya ialah itu pihaknya meminta Anis Baswedan untuk segera melepaskan jabatannya sebagai Menteri di Kabinet Kerja.
“Saya tegaskan, kalau memang benar (agenda) itu ada konten bermuatan kasus 1965 itu, saya meyakini kalau Anis Baswedan ialah antek PKI, laten PKI dan sebaiknya mundur saja dari jabatannya,” paparnya.
Seperti diketahui, Kemendikbud akan bertandang ke Jerman untuk menghadiri ajakan kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Acara akan berlangsung di Frankfurt Buchmesse (FBM) itu akan berlangsung pada tanggal 14 – 18 Oktober 2015. Menurut informasi yang dikutip dari Antara, dalam jadwal tersebut juga akan ditampilkan beberapa pertunjukan budaya khas Indonesia yakni tarian tradisional, ekspo buku, ekspo alat kesenian daerah, kostum tradisional serta pemutaran film.
Diantara yang akan diputar ialah yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata yakni “Laskar Pelangi“. Terlebih lagi novel tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman pada tahun 2013 lalu. Untuk menghadiri jadwal besar tersebut, Kemendikbud juga sudah mencairkan anggaran sampai 10 juta euro atau sekitar Rp 146 Milyar.
Mendikbud Anis Baswedan juga telah menunjuk budayawan Goenawan Mohammad sebagai Ketua Komite Nasional Pelaksana untuk memenuhi ajakan Indonesia di Jerman sebagai The Guest of Honour. Komite Nasional Pelaksana juga sudah menyiapkan sebuah presentasi sastra dua novel berjudul “Amba” karya Laksmi Pamuntjak dan “Pulang” karya Laila S Chudori. Namun, novel tersebut ternyata ialah pengangkatan tema seputar pergantian dan pembasmian PKI tahun 1965 yang diceritakan oleh keluarga dari anggota PKI. (Sumber: harianterbit.com)
Itulah informasi seputar Mendikbud Anies Baswedan yang mampu kami sajikan, semoga bermanfaat.
0 Komentar untuk "Warta Dapodik Mendikbud Anies Baswedan Di Demo Agar Dicopot Dari Jabatannya"