Apa Adiwiyata? Bagaimana Penerapannya Di Sekolah?

Adiwiyata? Sahabat guru-id, kata pertama menyampaikan pertanyaan yang mungkin belum setiap sekolah mengetahuinya sehingga pada goresan pena kali ini akan admin ulas secara detil mengenai "program adiwiyata" yang rencananya akan diterapkan pada tahun pelajaran 2016/2017. Penerapan Adiwiyata tentu saja tidak semua sekolah dalam artian hanya sekolah yang dipilih saja yang mampu menerapkannya atau mengikuti lomba Sekolah Adiwiyata. Biasanya akan ada Pengawas sekolah yang berkunjung untuk memonitoring lingkungan sekolah lalu menilai apakah layak sekolah tersebut menjadi "sekolah Adiwiyata" tahun 2016. Admin menulis posting ini alasannya yakni sekolah kami sendiri yang ditunjuk sebagai salah satu calon Sekolah Adiwiyata tingkat SMP. Adiwiyata yakni upaya membangun aktivitas atau wadah yang baik dan ideal untuk menerima ilmu pengetahuan dan banyak sekali norma serta adab yang dapat menjadi dasar insan menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk Cita-cita pembangunan berkelanjutan. Selain itu, Adiwiyata merupakan nama aktivitas pendidikan lingkungan hidup. Oleh alasannya yakni itu sekedar menyebarkan pengalaman wacana "adiwiyata, maka berikut penjelasan wacana poin-poin yang akan kita bahas terkait dengan "Adiwiyata sebagai berikut.

Jangan lupa unduh Juga Contoh RPP Berbasis Adiwiyata 2016

Informasi wacana Adiwiyata

gambar penjelasan lengkap wacana Adiwiyata

Pada awalnya penyelenggaraan PLH di Indonesia dilakukan oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada tahun 1975. Pada tahun 1977/1978 rintisan Garis‐garis Besar Program Pengajaran Lingkungan Hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar Jakarta. Pada tahun 1979 di bawah koordinasi Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg PPLH) dibentuk Pusat Studi Lingkungan (PSL) di banyak sekali akademi tinggi negeri dan swasta, dimana pendidikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL mulai dikembangkan). Sampai tahun 2010, jumlah PSL yang menjadi Anggota Badan Koordinasi Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) telah berubah menjadi 101 PSL. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pendidikan Nasional (Ditjen Dikdasmen Depdiknas), menetapkan bahwa penyampaian mata asuh wacana kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam kurikulum tahun 1984 dengan memasukan bahan kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam semua mata pelajaran pada tingkat menengah umum dan kejuruan. Tahun 1989/1990 hingga 2007, Ditjen Dikdasmen Depdiknas, melalui Proyek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) melaksanakan aktivitas Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; sedangkan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) mulai dikembangkan pada tahun 2003 di 120 sekolah. Sampai dengan berakhirnya tahun 2007, proyek PKLH telah berhasil mengembangkan SBL di 470 sekolah, 4 Lembaga Penjamin Mutu (LPMP) dan 2 Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG).

Prakarsa Pengembangan Lingkungan Hidup juga dilakukan oleh LSM. Pada tahun 1996/1997 terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan yang beranggotakan LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap Pendidikan Lingkungan Hidup. Hingga tahun 2010, tercatat 150 anggota Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL, perorangan dan lembaga) yang bergerak dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup. Sedangkan tahun 1998 – 2000 Proyek Swiss Contact berpusat di VEDC (Vocational Education Development Center) Malang mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup pada Sekolah Menengah Kejuruan melalui 6 PPPG lingkup Kejuruan dengan melaksanakan pengembangan bahan asuh PLH dan banyak sekali pelatihan lingkungan hidup bagi guru‐guru Sekolah Menengah Kejuruan termasuk guru SD, SMP, dan SMA.

Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak lanjut dari janji tahun 2005, pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan aktivitas pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui aktivitas Adiwiyata. Program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan akademi tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup. Sejak tahun 2006 hingga 2011 yang ikut partisipasi dalam aktivitas Adiwiyata gres mencapai 1.351 sekolah dari 251.415 sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se‐Indonesia, diantaranya yang mendapat Adiwiyata berdikari : 56 sekolah, Adiwiyata: 113 sekolah, calon Adiwiyata 103 sekolah, atau total yang mendapat penghargaan Adiwiyata mencapai 272 Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se‐Indonesia. Dari keadaan tersebut di atas, sebarannya sebagaian besar di pulau Jawa, Bali dan ibu kota propinsi lainnya, jumlah/ kuantitas masih sedikit, hal ini dikarenakan pedoman Adiwiyata yang ada ketika ini masih sulit diimplementasikan.

Dilain pihak Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun 2009 wacana Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, belum dapat menjawab kendala yang dihadapi daerah, khususnya bagi sekolah yang melaksanakan aktivitas Adiwiyata. Hal tersebut terutama kendala dalam penyiapan dokumentasi terkait kebijakan dan pengembangan kurikulum serta, sistem evaluasi dokumen dan penilaian fisik . Dari kendala tersebut diatas, maka dianggap perlu untuk dilakukan penyempurnaan Buku Panduan Pelaksanaan Program Adiwiyata 2012 dan sistem perlindungan penghargaan yang tetap merujuk pada kebijakankebijakan yang telah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud. Oleh karenanya diperlukan sekolah yang berminat mengikuti aktivitas Adiwiyata tidak merasa terbebani, alasannya yakni sudah menjadi kewajiban pihak sekolah memenuhi Standar Pendidikan Nasional sebagaimana dilengkapi dan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.19 tahun 2005, yang dijabarkan dalam 8 standar pengelolaan pendidikan.

Dengan melaksanakan aktivitas Adiwiyata akan menciptakan warga sekolah, khususnya penerima didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya insan yang memiliki abjad bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah.

Pengertian dan tujuan Adiwiyata

ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan banyak sekali norma serta adab yang dapat menjadi dasar insan menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita‐cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan aktivitas Adiwiyata yakni mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

Prinsip‐prinsip Dasar Program Adiwiyata

Pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini; Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam administrasi sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara berkala dan terus menerus secara komprehensif

4 Komponen Adiwiyata :

Untuk mencapai tujuan aktivitas Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen aktivitas yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah;

  1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
  2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
  3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
  4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata
  • Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
  • meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari banyak sekali sumber daya dan energi.
  • Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi berguru mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
  • Menjadi tempat pembelajaran wacana nilai‐nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
  • Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat daftar sekolah pelaksana Adiwiyata 2016 melalui LINK BERIKUT. Terima kasih

Demikian info terkait dengan Adiwiyata yang mampu admin tuliskan. Semoga bermanfaat

sumber: http://www.menlh.go.id/informasi-mengenai-adiwiyata/
Tag : info guru
0 Komentar untuk "Apa Adiwiyata? Bagaimana Penerapannya Di Sekolah?"

Back To Top